Coba-coba browsing, masih belum menemukan jawaban yang tepat. Akhirnya saya open postingan di wall FB dan di grup DA. Alhamdulillah dapet pencerahan. Katanya karena pengaturan apinya yang kurang pas. Roti-rotian seharusnya dipanggang dengan suhu tinggi dalam waktu yang singkat. Sedangkan saya sebaliknya, menggunakan api kecil dalam waktu lama. Ditambah oven yang saya punya hanya oven tangkring tanpa termometer, jadi hanya mengandalkan feeling untuk menentukan api besar atau api kecil.
Tak ingin berlama-lama memendam rasa penasaran, keesokan harinya saya langsung berkutat lagi dengan ragi dkk-nya demi menciptakan roti dengan penampilan yang cantik. Tapi kali ini saya menggunakan resep yang berbeda, hitung-hitung uji coba resep yang lain lagi. Daaaan.. Taraaaa.. Kali ini sukseeeees.. Lapisan atas roti berhasil kuning kecoklatan, bukan kuning pucat seperti ujicoba pertama, Alhamdulillah.. Ternyata anggapan awal saya bahwa untuk menghasilkan roti yang enak dan juga cantik harus menggunakan oven listrik karena ada fitur api atas, tak terbukti. Penasaran seperti apa penampilannya? Ini dia
Bahan:
500 gr terigu cakra kembar
100 gr gula pasir
11 gr ragi instan (1 sachet)
4 buah kuning telur
200 ml air es
100 gr butter/margarin
5 gr garam
Cara:
1. Campur bahan kering kecuali garam, aduk rata
2. Tambahkan kuning telur, aduk rata
3. Tambahkan air es, uleni hingga setengah kalis
4. Tambahkan butter dan garam, uleni hingga kalis elastis
5. Diamkan selama 1 jam atau hingga mengembang 2x lipat. Tutup dengan serbet basah.
6. Kempiskan adonan, timbang 15 gr. Bulatkan. Diamkan sekitar 30 menit
7. Kempiskan lagi adonan dan bentuk sesuai selera. Olesi atasnya dengan campuran satu kuning telur dan 1-2 sdm air/susu cair.
8. Panggang dengan api bawah sekitar 10-15 menit, api atas dengan waktu yang sama suhu 200 C
9. Kalau atasnya sudah kuning keemasan, angkat dan panas2 olesi butter
Karena aktivitas bikin-bikin roti ini saya mulai agak siang *mulai nimbang-nimbang sekitar jam 8 pagi* dan ternyata untuk proofing saja butuh waktu lebih dari 1,5 jam sementara saya juga harus tetap ke toko jadi adonan saya bulatkan seberat 30gr saja, biar prosesnya cepat selesai, hehe.. Itu saja saya baru selesai beres-beres sekitar jam setengah 12 siang *lamanyaaaa... Mana hasilnya agak mengecewakan pula. Tapi melihat respon Daffa yang antusias *dalam waktu singkat, dia sanggup menghabiskan 5 buah roti* jadi ikut terhibur juga.
No comments:
Post a Comment